Judul Pementasan: Aroma Boemboe

Judul adaptasi: Hikayat Asampedas (dalam kumpulan cerpen "Perempuan Pala"), 

Penulis: Azhari Aiyub, 

Penerbit: AKY Press 2004 dan Buku MOJOK 2019

Sinopsis: Hikayat Asampedas mengisahkan tentang bumbu masak yang memiliki sebuah riwayat. Bumbu masak seperti ketumbar, lada, bawang putih, asam sunti, belimbing wuluh, dan cabai. Nusantara kaya akan rempah-rempah, terlebih khusus wilayah Aceh. Aceh dijadikan sebagai pusat perdagangan dan dirikan banyak pelabuhan untuk mempermudah akses jual-beli kepada bangsa Eropa, Cina, dan Timur Tengah. Kisah Nek Sani digambarkan sebagai pribumi yang tidak bisa menikmati hasil kekayaan tanahnya sendiri. Bahkan, rempah yang dijadikan sebagai bumbu memasak asam pedas, Nek Sani harus menunggu musim haji dan mengunjungi saudara yang pulang haji. Bukan kurma atau air zam-zam yang mereka bawa, melainkan rempah berupa lada, ketumbar, dan bawang putih. Rempah tersebut dibawa oleh peziarah India karena para pedagang Cina, tauke, tidak bisa masuk wilayah Mekah dan Madinah. Dengan langkah rapuh namun penuh tekad, ia berkeliling kampung, meminjam bumbu, menjemur belimbing wuluh, hingga menerima ikan yang hampir membusuk dari Pawang Lemplok, hanya demi satu tujuan: meracik semangkuk asam pedas yang sempurna.

Saat kuah asam pedas mulai mengepulkan aroma harapan, malapetaka datang. Tiga lelaki tiba-tiba menyeret Nek Sani pergi sebelum ia sempat menyentuh masakannya sendiri. Cerita berakhir menggantung, meninggalkan luka getir: perjuangan panjang seorang perempuan untuk sekadar merasakan kembali hangatnya dapur, direnggut begitu saja oleh kekerasan zaman.

Menampilkan:

.